Hai hati. Apa kabar?
Biar ku tebak, kamu pasti ingin menyampaikan sesuatu bukan? Kukira
tebakan ku benar. karena jemari tak henti menari meski diatas keyboard. Kuyakin
itu kau. Pilihanmu tepat, Kau menyampaikannya pada alfabet yang tak bisu.
Kutahu selama ini urusan mu (hati) selalu tersimpan dengan rapi. Seringkali
diselipkan dalam doa untuk meminta keteguhan, keyakinan, dan kekuatan. Kutahu
kau begitu tertutup rapat, hanya ingin tuhan yang tahu. Namun kali ini Ku
melihat ketidaksanggupanmu memendamnya
sendiri, tak salah jika kau bagikan pada mereka yang dipercaya. Hati… kali ini ceritakan
padaku juga, meski ku tak bisa janji ini adalah rahasia
Percayalah hati, aku tak pernah mengabaikanmu. Justru aku lemah jika
kau sendu begini. Memang benar berdamai denganmu memang penuh rasa. Ku tak
menyebut persis rasa itu, menerka nya pun aku takut. Karna bisa jadi aku salah mengertimu.
Hati… sampaikan, jangan takut…
Dear hati.. aku disini, bersamamu.
---
Sepucuk pesan dibulan Agustus. Ia
hanya sekedar menuliskannya, kali ini Ia tak tahu harus mengirimkannya kemana.
Haruskah dibentuk seperti perahu kertas lalu menghanyutkan nya pada sungai
kecil yang mengalir atau membiarkannya tenggelam didanau yang tenang. Atau
lebih baik dibacakan saja dengan suara lantang seperti pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan. Mungkin itu bukan ide yang buruk, tapi itu ide yang sangat
buruk.
Kemudian Ia terdiam dengan pikiran
liarnya. Menarik nafas dalam, aroma senja itu tidak cukup menenangkan. Mungkin
beranjak ke beranda yang penuh dengan tanaman adalah pilihan yang tepat. Ia
memang butuh ruang untuk bernafas lega, beberapa kali menutup mata menikmati
rayuan angin yang membelai lembut.
“Hei, aku tahu!” lirihnya.
Entah apa yang terlintas
difikirannya, Ia dengan cepat meraih telepon genggamnya. Tak butuh banyak
waktu, satu pesan terkirim. “hati.. sampaikanlah..” kali ini Ia benar-benar
yakin dengan pilihannya.
Sementara hati berbisik… “Aku percaya pada yang Maha membolak-balik
hati, aku percaya sang Maha kuasa lah yang menggerakkan hati. Jalan yang kupilih
tak lepas dari kuasanya, aku harus siap apapun yang terjadi. Karena jika ku
menunda, justru aku tak tahu apa yang sedang kutunggu dan selama itu pula akan
muncul pengharapan”
Sepucuk pesan dibulan Agustus, hati
hanya ingin berbicara tentang hati. Hati ingin mengerti ekspresi. Hati bertemu
hati Sama-sama ingin dimengerti, Terlepas sampai ataupun tidak sampai, hati
pasti akan berlabuh
note***
Karena Allah sayang, Allah mendekapmu dalam. Karena Allah cinta, Allah
ingin kau lebih bersabar. Karena Allah
lah, cinta itu ada. Jaga hatimu. Jangan sedih, karena Allah selalu Bersamamu.
Komentar
Posting Komentar