Langsung ke konten utama

Menjemput senja - di pantai pasir putih PIK 2

Ada banyak rahasia yang tuhan sisipkan dalam setiap perjalanan, 

Kala Ia perlihatkan, kala itu pula tiada kebetulan






Kamis, 11 Maret 2021.


Hari itu pun tiba, hari dimana kurang lebih seminggu sebelumnya aku dan Nani merencanakan meet up menikmati libur tipis tepat ditanggal merah isra' Mi'raj. Awalnya memang kami tidak memiliki tujuan yang pasti, yang jelas dihari itu kami harus bertemu dulu di st  tanah abang pukul 9 pagi. Oiya, pagi itu hujan jadi lah kami memundurkan waktu berangkat. Setelah cerah kembali kami pun mulai bersiap, Nani berangkat dari arah tangerang, sementara aku dari pasar minggu. Saat ini masih pandemi tentu kami mengikuti protokol kesehatan.

Akhirnya kami pun bertemu di st pasar minggu sekitar pukul 12an. Mulai lah menentukan arah tujuan. Sebelumnya, aku sempat mengusulkan untuk mendatangi sebuah lokasi yang sedang viral nya yaitu pantai pasir putih PIK 2 di kawasan Jakarta Utara. Tanpa pikir panjang kami pun berpindah ke kereta menuju st rawa buaya. Akses stasiun terdekat menuju pantai pasir putih PIK 2 berdasarkan GMAP memang st rawa buaya.


Stasiun Rawa Buaya


Waktu tempuh menuju st rawa buaya dari tn abang tidaklah begitu memakan waktu. Setelah sampai tujuan, kami memutuskan untuk sholat terlebih dahulu.

Keluar dari st rawa buaya kami menuju kearah titik pemesan kendaraan online (GoCa*). Kali ini kami memesan dengan tujuan ke arah Chinatown Pantjoran PIK terlebih dahulu. Masih satu kawasan, alias tetanggaan. Jika Chinatown di PIK 1, nah pantai pasir putih nya di PIK 2. Oiya aku lupa bilang, PIK itu ada lah singkatan dari Pantai Indah Kapuk. Hehe. Siapa tau kan pada ga tau.


chinatown PIK pantjoran
Nani and I















Coba tebak? 
Kenapa kami ke chinatown terlebih dahulu? 
Hayooooooo
...



Yaaaaaa ... tentu saja untuk memadam kelaparan (makan siang, dan kita butuh charge energi)  dan Chinatown memang tempat kuliner yang menyajikan berbagai macam makanan. Tapi perlu diperhatikan disini bagian kalian yang Muslim perlu sangat jeli untuk memilih makanan dengan Label Halal atau setidaknya No Pork/No Lard.


Kami mengawali penelusuran makanan tentu saja dengan tawaf di lokasi ini untuk survey makanan. Pilihan pun jatuh kepada kwetiau 25 AHO ditemani es leci ala2 dan campuran cireng+bihun goreng+tahu gejrot. Rasanya approved!







Selain kuliner-an kami juga menikmati Chinatown dengan mengambil beberapa gambar dan video. Alhamdulillah..... banget cuaca sangat cerah dan langit terlihat indah.

Adzan ashar berkumandang, lalu sholat dan rencananya kami akan kepantai setelahnya. Sejujurnya kami baru pertama kali kedaerah ini, masih buta membaca peta. Karena setelah dilihat ada beberapa pantai. Kami sempat berjalan kearah pantai terdekat, yaitu pantai maju. Tapi, karena tidak yakin pantai putih tsb berada disana, kamipun berbalik ke Chinatown dan hendak memesan kendaraan online saja. Berbekal informasi dari security kami pun mulai memesan, kata salah satu security pantai tersebut menyebrangi 2 kali flyover.



Perasaan mulai tidak enak. Karena sangat sedikit kendaraan online yang stand by.  Kekhawatiranpun muncul karena sinyal juga sulit. Cukup lama kami baru mendapatkan kendaraan. Setelah dapat, tetap dengan perasaan tidak yakin karena lokasi yang kami pilih diaplikasi sepertinya salah. Yasudahlah, kalau pun salah nanti minta antarkan ketempat yang benar saja, barangkali drivernya tahu. Asumsi.

Sayang sekali bung! 

Kocak.
Pantai Maju. Lokasi pantai ini adalah kearah kami berjalan saat sebelum memutuskan naik kendaraan online. Human Tidak mengapalah haha. Sesampai di pantai ini kami pun turun. Berjalan menikmati indahnya langit, pantai, angin dan suasana. Ada gerutu dari ku yang masih penasaran ingin ke pantai pasir putih.




Jelang beberapa menit, kami pun memesan kembali kendaraan online kembali dengan lokasi yang benar. Lagi, kami tidak pede melihat map nya. Khawatir ketika pulang tidak ada yang pick up.  Yaudahlah ya... wkwk jalani aja

Finally setelah bermacet ria sampailah kami ke pantai pasir putih nya wkk. Matahari sudah sangat tenggelam, terbenamnya ngga diujung pantai melainkan arah berlawana. Paham kan maksudnya? haha.

Indah. Tetaplah indah. 





Banyak anak kecil yang bermain, berlarian dan berhambur membersihkan diri. Ya lokasi sangat ramai. Untungnya karena pantai luas, orang2 tidak berkerumun dan masih pada jaraknya. Suasana sore dan angin pantai sangat menenangkan. Kami menikmatinya hingga benar-benar gelap.





Ketika dirasa cukup, kamipun mulai memikirkan jalan pulang. Kami cek aplikasi, lalu..  yang benar saja! tidak ada kendaraan online. Hahaaa bagaimana ini???

Kami tidak langsung putus asa. Selain kami ada beberapa orang juga mengalami hal yang sama, ini menurut pengamatan kami. Kami pun berputar ke arah semacam stan makanan melihat-lihat saja, siapa tau ada yang cocok dan ingin kami beli.

Peluang untuk mendapatkan kendaraan online sepertinya sangat kecil. Hal ini dikarenakan kendaraan menumpuk macet dijalanan keluar.

Apa yang terlintas difikiran kami? 
Jalan kaki.

Ya.... tentu saja. Bisa jadi diseberang sana kami bisa menemukan kendaraan. 
Kami pun memutuskan berjalan kaki dipinggir jalan di tengah kemacetan.

Huffftttt gerah sekali jalanan. Terlalu banyak mesin mobil yang melepaskan panasnya yang sangat terasa dekat. Kami tepat di sebelah barisan mobil. 
Di perjalanan ini kami saling bercerita berharap capeknya tidak terasa.

Jalannya begitu panjang juga ternyata. Kami berhasil! 
Kami berhasil melalui jembatan pertama. Lalu kami pun berhenti sejak dan cek aplikasi kembali. 

Ternyata... 
Masih belum ada. 
Sepertinya harus benar-benar melintasi 2 flyover wkk.

Tidak pantang menyerah kami lanjutkan berjalan. 
Selang beberapa langkah,
Ada mobil didepan sana yang berhenti. 
Kata Nani, sepertinya wanita yang turun dari mobil itu memanggil kami. 
Aku menyangkal.

MasyaAllah! Luar biasa.

Ternyata Nani benar. Seorang wanita itu menawarkan kami tumpangan. Haha. 
Alhamdulillah, tanpa ada rasa curiga kami menaiki mobilnya dan tak lupa mengucap terima kasih.

Diawali dengan pertanyaan mengapa kami berjalan, dan hendak kemana selebihnya keheningan muncul. Wanita yang belum kami ketahui namanya asik  ngobrol dengan pria yang mengendarai mobil. Sepertinya PDKT????? 
Heyyyy terlihat sekali dari obrolannya. 
Tak apalah yang penting dapat tumpangan menuju PIK avenue tempat kami minta diturunkan didaerah yang tentu saja sudah ada kendaraan online.

Kami memang tidak terlalu hapal daerah PIK, tapi kok sepertinya ada yang aneh. Perasaan itu pun muncul. Seharusnya PIK avenue tidak lah jauh. Setelah cek aplikasi ternyata sudah menuju Grogol.

Obrolan pun mulai muncul, kami pun berkenalan meski ada pertanyaan ini dimana dalam fikiran kami. Ya enjoy aja, mikirnya pasti ini tadi ada missed kom. 
Sesi berkenalan ini sungguh banyak yang buat takjub. Ternyata wanita ini adalah orang yang benar-benar satu daerah dan satu kampung dengan ku. Pasir pengaraian. Mba nya banyak bercerita yang ternyata seorang mahasiswa S2. Sungguh kami terpukau. Bisa bisa nya satu daerah. 
Sebuah keajaiban sih. Ini bukan kebetulan. Allah lah yang ngatur pertemuan ini. Selepas obrolan itu ternyata benar, kami diturunkan distasiun Grogol.

Perjalanan hari itu berakhir dengan penuh rasa senang. Aku dan Nani berpisah distasiun tanah abang. Kami melanjutkan perjalanan masing-masing.

Terima kasih Nani. 
Engga kapoklah ya, sobat random yang engga cuma mau nikmati senang nya, tapi juga engga ngomel dan ngeluh dengan susahnya. 
Yoklah nanti kita jalan lagi.

Buat kalian yang gapunya kendaraan roda 4 pribadi gausah ide ke PIK 2 kalau gamau susah pulang wkk





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Latsarku

Latsar alias pelatihan dasar adalah kegiatan pertama yang paling ku tunggu-tunggu setelah diterima menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), habis itu ya langaskara trus TC (untuk dua ini mungkin akan kuceritakan nanti setelah melewati kegiatannya dan semoga ingat buat share ceritanya juga). Sebenarnya sih, latsar ini tuh syarat untuk diangkat jadi PNS, jadi kami para CPNS harus lulus dulu nih dalam pelatihan ini. Pokoknya kegiatannya itu kaya akan ilmu buat 'ningkatin kompetensi kami para CPNS, latsar juga dikenal dengan sebutan prajabatan. Oiya, kali ini aku lebih ke bercerita pengalaman selama latsar ya, jadi ga akan cerita detail ilmu yang aku dapatin. 

Behind The Scene "(un)officially Sarjana Pertanian"

 (un)officially SP 3 Januari 2018, ± 16.00 WIB @Ruang Sidang Komisi Proteksi Tanaman IPB. Setelah melalui proses menuju sarjana yang begitu menguras tenaga, pikiran, hati dan kantong :D akhirnya title Sarjana Pertanian pun secara (un)officially tercapai sudah. Nesha Priga Hasanah, S.P Alhamdulillah!! Aku terhitung lulus menjadi Sarjana Pertanian di IPB selama 45 bulan alias 4 setengah tahun alias di semester 9. “Lama juga ya nes? Kenapa sih nes? Susah nya dimana? Kapan Seminar? Udah sidang belum?   wisuda?” Hmm.. banyak sih yang berfikiran semacam itu, banyak juga yang dengan ringannya menanyakan pertanyaan-pertanyaan nan menyayat hati *eaaa lebay doang ini* bukan menanyakan kabar. Tau ga disini rasanya gimana? Duh.. senyumin aja. “mohon doanya ya”, “Rabu wisuda kok” (fyi: di IPB jadwal wisuda memang selalu hari Rabu”, Nah ini... jawaban andalan penguatan diri.   harusnya bisa tepat waktu 4 tahun ya nes?. Oke bukan tepat waktu but waktu yang tepat (pembelaan).

My Graduation Day! part 1

Terjawab sudah pertanyaan kapan yang satu ini. Yap, “kapan wisuda?” Setelah beberapa kali melewati rabu, finally its my turn! I get my wednesday for my bachelor graduation J . fyi : graduation day in IPB is alway on wednesday.