Langsung ke konten utama

Ketinggalan Pesawat?




Rabu, 4 Januari 2017
Aku beranjak ke kamar mandi, memaksa tubuh untuk benar-benar sadar. Air mengalir membasahi tubuhku. Hawa dingin subuh itu benar-benar menusuk hingga gigiku bertabrakan berulang kali. Sepi.. aku ditemani rintik hujan. Ingin rasanya kurebahkan kembali tubuh ini dalam selimut yang memang tak begitu tebal tapi sangat menggoda. Sudahlah, aku harus segera memburu waktu.
Hai ! aku nesha, bukan nesh. Tidak seperti biasanya aku mengambil Flight pagi dengan kondisi berangkat dari Dramaga. CGK-PKU solo flight again…
Kenapa aku bilang tidak biasanya? Karena Flight pagi ini setidaknya aku harus cus dan sampai ke bandara pukul 8.45, tapi aku baru benar-benar cus sekitar jam 4 pagi. Biasanya Bogor-CGK sekitar 2 jam. Perkiraan akan sampai tepat waktu dengan macet-macetnya.
Kali ini ikuti kisahku…
Eitsss.. tidak dimulai dari perjalanan ini, tapi beberapa hari sebelumnya.

31 Desember 2016
Ternyata sampai akhir Desember 2016, aku belum jadi turun sawah untuk penelitian, hmm.. butuh liburan. Hasil bimbingan terakhir mendapatkan hilal turun lapang akhir januari. Desember ini kuliah sudah selesai, sementara ujian Januari. Dengan spare waktu luang yang lumayan, mungkin liburan adalah opsi yang menarik. Tepat 31 Desember, dilangsungkan lah liburan dadakan ke Sawarna dengan beberapa teman. Diperjalanan aku menyempatkan memesan tiket untuk pulang ke rumah, dan mampir ke ATM di pom bensin arah Cilendek untuk menyelesaikan pembayaran.

Aku memutuskan pulang di jeda ujian. Setelah ujian di tgl 3, aku pulang ke rumah di tgl 4. Pulang kali ini super singkat, only 5 hari melepas rindu dengan orang tua. Kenapa begitu singkat? Karena tgl 10 aku harus ujian. Jangan ditanya kenapa lagi.

2 Januari 2017
“Wah… sebentar lagi pulang, senangnyaaaa…”
Aku bergegas membuka laptop, memeriksa email e-ticket untuk didownload dan segera dicetak. Syududu, nyalain thetring lalu buka browser.  Fyuhhh sign in akun di Outlook.com. Perlahan aku scroll inbox. Tidak butuh waktu lama aku menemukan email receipt tiket. Ketika proses download sudah selesai dan file tersebut dibuka, detak jantungku rasanya mau berhenti. Benar-benar aku shock. Aku ingin menangis. Aku mulai menguasai diriku dan mengatur emosi, mensugestikan diri untuk tetap tenang. Pasti ada jalan….





Seperti yang kalian lihat, aku tidak menginput nama secara lengkap. Dan ini benar-benar keteledoran yang apa banget. Aku pun berusaha berbagai cara untuk mendapatkan solusi.
Fyi: Check in di bandara itu benar-benar nama ditiket akan dicocokkan dengan KTP, so.. jangan teledor kayak aku ya. Bisa ga berangkat nanti.

Usahaku perlahan mendapatkan jawaban, intinya aku harus menghubungi maskapai bersangkutan. Oh no… harus nelfon dan aku butuh pulsa. Baiklah, aku mengisi pulsa. Belum selesai nelfon CS, telfon terputus pertanda pulsa aku habis. Okey.. aku coba lagi. Telefon kedua terputus lagi ditengah-tengah aku sedang berusaha, dan gantung banget jawaban CS yang menyatakan aku harus pesan ulang tiket. OH MY!! Itu keadaannya malam yang besoknya harus ujian matkul manajemen jam 13.00 dan baru belajar memahami 2 dari 7 bab. Tenang nessss. Gini nih SKS, sistem kebut semalem. Jadi berabe kan belum lagi uang lagi kalo harus beli tiket. Akhirnya aku minta tlg teman via grup PTN untuk isiin pulsa, untuk usaha nelfon lagi yang ketiga untuk mendapatkan jawaban yang aku inginkan kalau itu bisa diurus.

“Mas… plisss… ini telfon saya yg ketiga saya belum dpt jawaban dari tadi, pulsa saya habis terus, bantu saya untuk urus tiket……

Itulah permohonan terakhir dan telfon yang ketiga tertutup kembali karena pulsa habis.
Aku pun menangis sejadi-jadinya. Aku harus bilang apa ke orang tua?? Masa gajadi pulang. Tapi kalo aku maksa berangkat juga pasti aku ditolak di bandara saat proses check in. Dalam kondisi yang bergemuruh akupun menelfon salah seorang sahabat dalam kondisi terisak. Ya, aku berniat meminjam uang untuk beli tiket baru, Ia yang menawarkannya setelah aku ceritakan dengan detail kejadian yang aku alami. Dia adalah Sharah.

Setelah itu, aku mendapatkan pesan WA dari seseorang tanpa nama.  Ternyata ia adalah CS terakhir yang aku telfon. MASYAALLAH! Aku takjub, mas nya benar-benar membantu aku. Orang baik yang Allah kirimkan. Allah mengirimkan jawaban melalui masnya. Ya, mas nya menyarankan ku untuk mengurusnya ke kantor pusat. Katanya, itu insyaAllah bisa diurus. Semogaaa. Karena nama aku selain kehilangan huruf a, tapi juga tidak ada nama tengah dan terakhir.
Alhamdulillah, sekitar mendekati tengah malam aku pun memutuskan untuk tidur karena besok subuh aku harus ke JKT untuk mengurusnya. Aku tidak melanjutkan belajar.
3 Januari 2017
Prahara tiket Alhamdulillah terselesaikan. Setiap ada kesulitan ada kemudahan. Aku sampai Dramaga lagi sekitar pukul 11 siang. Menuju 2 jam ujian manajemen aku benar-benar tidak ingin pusing. Sudahlah jawab saja sebisanya ketika ujian, untungnya aku mencuri curi untuk membaca sedikit materi perjalanan di KRL. Pertama kalinya ujian dengan persiapan yang sangat sangat minim.

4 Januari 2018
Aku beranjak ke kamar mandi, memaksa tubuh untuk benar-benar sadar. Air mengalir membasahi tubuhku. Hawa dingin subuh itu benar-benar menusuk hingga gigiku bertabrakan berulang kali. Sepi.. aku ditemani rintik hujan. Ingin rasanya kurebahkan kembali tubuh ini dalam selimut yang memang tak begitu tebal tapi sangat menggoda. Sudahlah, aku harus segera memburu waktu.
Hai ! aku nesha, bukan nesh. Tidak seperti biasanya aku mengambil Flight pagi dengan kondisi berangkat dari Dramaga. CGK-PKU solo flight again…

Kenapa aku bilang tidak biasanya? Karena Flight pagi ini setidaknya aku harus cus dan sampai ke bandara pukul 8.45, tapi aku baru benar-benar cus sekitar jam 4 pagi. Biasanya Bogor-CGK sekitar 2 jam. Perkiraan akan sampai tepat waktu dengan macet-macetnya.

Terima kasih untuk sharah. Aku menembus hujan badai dari Dramaga ke baranang Siang diantar sharah. Kuyup tapi tidak mengapa lah, yang penting ransel aman. Karena tidak ingin menunggu lama, aku menaiki bus kelas Royal. Bismillah.. aku pun mulai tidur.

07.00an
Aku terbangun, didaerah yang aku lupa dimana. Bus tidak banyak bergerak. Benar-benar macet, mungkin karena hujan. Tidak akan terlambat, fikirku.

08.00an
Aku mulai deg-deg an. Harusnya 45 menit lagi aku sudah dibandara, sementara aku masih di Serpong dengan keadaan macet yang sama. Aha! Aku pun kefikiran nelfon CS dengan pulsa pas-pasan, niatnya check in via telfon karena berulang kali aku mencoba via hp selalu gagal. Aku juga sempat minta tolong Mega untuk mencoba check in via laptop. Ternyata tetap gagal. Untuk menghindari nelfon CS yang terputus lagi, akupun minta tolong Mega untuk isiin dulu.
Ternyata…. Masa check in online sudah tutup, kembali aku merasa lemah. Lagi. berasa nyawa hilang. Akupun menyerahkan nya semua ke Allah. Perkiraan Gmaps sih bakal pas-pas banget nyampenya. Tarik nafas dalam-dalam, lepaskan, berbaik sangka aja.
Ya.. aku sampe bandara. Terlambat.
Pesawat belum berangkat tapi sebentar lagi boarding.
Aku berlari masuk check in dengan bilang ke petugas kalo pesawat saya akan boarding. Untung Cuma bawa ransel. Kalo mikir logika sekarang sih,  Ngapain lari nes? Gabakal keburu juga. Namun, memang ya aku masih sangat menggebu berharap ada celah untuk bisa berlari ke pesawat setelah check in.

Hasilnya??? Aku gagal berangkat pagi itu.

Sempet nangis di Bandara, cuma segera menyadarkan diri untuk menemukan solusi agar bisa flight dihari itu. Kalian tau solusinya? Ya… tentu beli tiket baru. Aku menghampiri tempat pembelian tiket on the spot. Flight hari itu sudah full. Sebenarnya beli tiket baru adalah pilihan terakhir. Ya Allah.. bantu aku.
Ada seorang Bapak Porter di Bandara yang mnghampiriku dan membantu mengurus hingga mempertemukan ku dengan orang baik lainnya. Singkat cerita aku mendapatkan flight di malam hari melalui orang  baik tersebut tanpa harus aku membeli tiket baru. Dimanapun Bapak itu berada semoga selalu di berkahi Allah. Dan begitupun untuk orang baik tersebut.

Ini kisah nyata yang benar-benar aku alami. Kisah ini juga mengajarkanku bahwa there is a will there is a way. Ketika kamu berusaha dan belum menggapai apa yang kamu capai dalam usaha itu, yakin lah dan percayalah akan usaha mu itu tidak sia-sia. Yakinkan pada Allah. Jangan menyerah, karena bisa jadi jawaban atas yang kita usahakan itu dijalan yang justru lebih baik menurut Nya.

Selanjutnya, aku benar-benar bersyukur. Aku gatau apa yang terjadi jika Allah tidak menunda perjalananku waktu itu. Tanda Allah sayang, Allah sebenarnya sudah memberikan tanda-tandanya sebelum itu. Allah benar-benar tidak salah perhitungan, Allah memberikan waktu yang tepat untuk mendapatkan Flight malam. Hal positifnya aku bisa silaturahmi di rumah saudara yang dekat dengan bandara terlebih dahulu sebelum pulang kerumah. Yang butuh sekitar 4 jam dan pasti kemaleman.

Satu hal lagi, Jangan pernah lelah berbuat baik. Kebaikan mu terhadap orang lain, sebenarnya adalah untuk dirimu sendiri.

Keep berbaik sangka :)


***
Peristiwa Senin 29 Oktober 2018 benar-benar mengingatkan ku akan kuasa Nya …
Aku membaca kisah seorang yang bernasib sama denganku ketinggalan pesawat. MasyaAllah, skenario Nya membawa takdir terhadap orang tersebut memberikan kita pelajaran yang sangat berarti bahwa
“… boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Al-Baqarah: 216)
“Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.” (QS. Ali Iman: 109)

Teruntuk saudara #JT610. Mohon doanya
“Allahumma firlahu/a Warhamhu/a Waafihi Wafuanhu/a.”
Al-Fatiha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Latsarku ~ part 2

Yuk mari kita lanjut cerita sebelumnya~ Bahkan sampai berganti tahun dan berganti nama Badan yang akhirnya misah dari Kementerian Pertanian menjadi Badan Karantina Indonesia baru muncul moodnya buat publish ini. Draftnya sih udah membusuk dari agustus tahun lalu guyssss wkk 😂 *** Ciawi Masih dihari yang sama dari cerita sebelumnya, 7 Nov 2022. Setelah bertransaksi paket dengan Anggi, Anggi pun menanyakan apakah aku udah registrasi ulang latsar apa belum. Jadi tuh, kami mesti registrasi ulang dulu dengan membawa persyaratan yang diminta di tiap Mess masing-masing. Saat itu aku memang belum registrasi. Aku berencana ingin registrasi bareng Winda kan, jadi aku memilih tetep nunggu Winda yang masih otewe. Oiya, aku juga nitip beli obat ke Winda kan buat Zara, jadi ya biar nanti Winda ada barengan juga. aku bersama zara selfie :p Suasana disekitar Mess saat itu masih asing bagiku, ngga jauh dari kamarku sudah ada beberapa orang yang mengelompok saling bercanda gurau. Karena aku masih baru ...

My Graduation Day! part 1

Terjawab sudah pertanyaan kapan yang satu ini. Yap, “kapan wisuda?” Setelah beberapa kali melewati rabu, finally its my turn! I get my wednesday for my bachelor graduation J . fyi : graduation day in IPB is alway on wednesday.

Cerita Latsarku

Latsar alias pelatihan dasar adalah kegiatan pertama yang paling ku tunggu-tunggu setelah diterima menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), habis itu ya langaskara trus TC (untuk dua ini mungkin akan kuceritakan nanti setelah melewati kegiatannya dan semoga ingat buat share ceritanya juga). Sebenarnya sih, latsar ini tuh syarat untuk diangkat jadi PNS, jadi kami para CPNS harus lulus dulu nih dalam pelatihan ini. Pokoknya kegiatannya itu kaya akan ilmu buat 'ningkatin kompetensi kami para CPNS, latsar juga dikenal dengan sebutan prajabatan. Oiya, kali ini aku lebih ke bercerita pengalaman selama latsar ya, jadi ga akan cerita detail ilmu yang aku dapatin.