Holaaa…
Sudah lama tak bercerita. Sebenarnya
ada banyak hal yang ingin kubagikan, terutama challenge #ourstory yang menjadi kewajiban akhir bulan #septemberceria yang sampai detik ini belum ada ditulis
satu huruf pun.
Kali ini aku ingin menghapus satu
list cerita yang sudah lama ingin dipublish. Sebelum lupa, selagi Ia masih menari-nari dimemori, baiklah senja ini
kutulis sebuah cerita ditemani rintik hujan dan lantunan ayat suci dari duo
teman yang akhirnya memutuskan memperpanjang masa menginap sebelum cus
keperdepokan lagi (Oiya, I’m in my period *gapenting sih ini wkwk)
Maret 2017 |
Sesuai judul, ini adalah kisah ku
Bersama para fistokers ples ples sih.
Kenapa? Karena beberapanya tentang pure blood fistokers dan para pendatang like
me. Fistokers adalah sebutan buat sodara seperjuangan naks 50 PTN yang
berdomisili di Laboratorium Fisiologi dan toksikologi tumbuhan. Posisi Lab ini
kalau di Departemen Proteksi Tanaman ada di lantai 2 dari node PTN tinggal naik
tangga. Jika anda bingung tanyakan saja pada orang-orang wkwk.
Para pure blood Fistokers yaitu Enggar,
Alip, Egi, Ariska, Annisa, Eni, Wanda, Farida, dan Mega sementara para
pendatang itu ada Aku, Mila, Mbatik, Yogo, FIkri, dan Imeh. Namanya juga
pendatang jadi intensitas mengunjungi lab ini ga setinggi para pure blood. Btw seperti
yang kalian ketahui aslinya aku dari lab Bionomi dan ekologi Serangga, tapi
emang sering main ke Lab Fistok. Intensitas akan meningkat sesuai kebutuhan dan
panggilan Haha.
Kebutuhan : Latihan seminar, makan-makan,
diskusi dan bercerita
Panggilan : tim lap daun, hitung telur, bisnis
bunga
Beberapa point yang dibold adalah
highlight kisah bersama para
fistokers yang unforgettable.
Dimulai dari #bercerita..
Kalo ini mah jangan ditanya lagi.
Paling suka di fistok itu masuk sesi bercerita. Cerita apapun deh. Aku termasuk
orang yang suka bercerita, kayaknya keseringan deh aku yang cerita sampai
masalah ‘freon’ kulkas pun dibahas. Pembahasan cerita yang dimaksud bisa
berbagai cerita, bisa juga tentang sejarah juga wkk *sok iye. Contohya kisah Bung
Karno, Lancang kuning, kehilangan motor, rusaknya kulkas, martabak 5k dan
gundah gulana nya tingkat akhir.
Kalo ngomongin gundah gulananya
tingkat akhir, paling sering tuh sama Wanda beres sholat tiduran di sajadah dan
mulailah.. “kapan ya….”
Lanjut kekisah #lap daun dan
#hitung telur
Nah ini sih sebenarnya tentang
menjalani Proyek Pak Djoko tertjintahhh. Namun berkat proyek ini juga terjalin
kisah diantara kita *eaaa. Mungkin kalo proyek ini ga ada, kayak jamannya anak
51 sekarang Lab Fistok akan sering gelap ketika malam. Dulu kan pulangnya kalo
udah malem. Dan mungkin aku juga ga bakal sering ke lab Fistok. Ya… kalo bisa
dibilang sih aku pribadi bukan tim yang awal banget di proyek ini, baru gabung
diakhir-akhir ya. Tapi tetep sih seneng banget bisa merasakan ngelap daun untuk
perlakuan dan bagian yang paling menguras mata hati *eh maksudnya sepasang bola
mata adalah menghitung telur spodop. Telurnya
itu loh udah lah kecil eh ketutup semacam sisik2 gitu, jadi perlu mikroskop dan
pencahayaan yang cukup. Hand counter juga menjadi penyelamat. Selain dua
aktifitas itu sebenarnya ada aktifitas mengambil
daun ke lahan serta mengawinkan imago, ganti daun rearingan, perlakuan
insektisida, dan menghitung sampel baik larva, pupa, dan sampel setelah
perlakuan.
Kisah mengambil daun ke lahan
adalah awal drama bisnis Bunga. Aku ga bakal cerita detail nya karena ini sedih
sebenarnya, cukup kita-kita aja yang tahu. Intinya disini aku belajar tentang
perjuangan, dan arti sesungguhnya pertemanan. Orang-orang yang kukenal di
Fistokers ples ples adalah orang-orang langka nun luar biasa menginspirasi.
Kala itu meski dengan
skill serba terbatas berusaha sebisa mungkin untuk ngebucket bunga dengan
indah. Semua mengambil peran, ada yang sibuk motongin bunga, memikirkan harus
dibungkus seperti apa, menata bunga yang ujung-ujungnya menahan ngantuk hingga
larut malam. Begitu banyak candaan yang mengalir begitu saja, bahkan memberikan
istilah “k*tang” pada bahan yang digunakan. Bully satu sama lain pun ga bisa
dielakkan, yang ngejek hasil karyanya si A lah, ngegoda si B ahhhh jadi rindu.
Pagi itu baru pulang dari Lab mendekati jam 3 atau sudah jam 3 pagi ya. Lupa
deh. Pekerjaan sebenarnya belum selesai dan mesti di lanjut besok paginya,
akhirnya jadilah para ciwi-ciwi menginap dikosan ku bak sarden. Itulah kisah
singkat bisnis bunga januari kala itu…
Ternyata setelah itu terbentuklah
grup WA yang sering berganti picture, haha. Dulu grup nya rame, emang udah diprediksi
sih bakal sepi.. nama grup juga berganti-ganti. Sekarang Namanya “Gas DIkit”. Nama
grup juga terlalu banyak rahasia ini wkwk. Terlalu banyak moment juga terlewati
hingga moment terakhir yang paket rame adalah edisi foto-foto yang video dokumenter
nya belum kelar ampe sekarang.
Edisi ditulis secara singkat mewakili Rindu. Semoga ada umur
buat ketemu kumplit di moment selanjutnya … Sukses dan semangat selalu.
Alip
|
Kangeeen
BalasHapusKo foto aku yang itu
BalasHapusTapi aku kangen kaliann seriously
ππππ
nes yang first love mana? wkwkwk #salfok
BalasHapusMantap kak
BalasHapuswah salmani mampir juga dimari
BalasHapus