Langsung ke konten utama

Ketika Cahayamu Menuntunku ~cerpen~


inini karya pertama yang rampung setelah begitu banyak tumpukan karya yang terpaksa istirahat dulu :D
Alhamdulillah.. akhirnya menetas juga ni cerpen setelah kurang lebih 21 hari dierami
dan Syukur 'nget setelah bolak-balik tiap liat pertandingan futsal bawa laptop yang menambah bobot badan saya ,hahah :D demi ni cerpen dalam rangka bulan bahasa sekolah tercinta "SMA Negeri 2 Rambah Hilir" tahun 2012-2013 ..you know ?? 
First rank woyy !!!

capcusss ..monggo dibaca :)

Judul : ketika Cahayamu menuntunku…
Penulis : Debby & Nesha

Seakan  tak  percaya,tangan yang kujabat begitu erat dapat memicu jantung ku berdetak lebih kencang seiring desiran darah yang mengalir membuat mataku  terpejam sesaat diikuti peluh yang kini memberi kesan berkilauan  disudut sudut wajah ku.Kucoba hilangkan semua bayangan buruk yang menghantui benakku .. memori itu terulang kembali.
****
3 tahun yang lalu…
“ Den… Den Zio “terdengar jelas suara khas mang Dadang dengan logat sundanya menuntunku menuruni anak  tangga dengan pola melingkar.
“Hemmmm… paan sih mang  “
“Ini loh den ..i-i-ini..“
“Ini apa ? “
“Hum….. ini sepertinya ini surat penting banget buat den “
Perlahan amplop surat berwarna kuning kecoklatan itu berpindah tangan dari tangan mang Dadang ke penerima sesungguhnya,Zio.Dengan seksama Zio menatap surat yang telah terbentang dihadapannya,menyimak ratusan abjad yang berkolaborasi membentuk kalimat penuh arti itu.srettt... dengan cepat Zio melipat surat itu kembali,lalu membukanya sesaat dan melipatnya dengan rapi kembali lalu Zio pun tertunduk.Sungguh aneh,tingkah laku  ini berhasil membuat mang Dadang kebingungan.”Sebenarnya apa gerangan yang terjadi ?” batin mang Dadang.
Perlahan Zio mengangkat kepalanya.Amlop  berisi surat yang menyihirnya hingga seperti saat ini masih setia dalam genggamannya.Sepasang bola mata Zio menatap lekat lelaki paruh baya dihadapannya,tentu saja tatapan itu membuatnya gugup.Gugup bercampur aduk dengan Bayangan buruk yang melayang-layang dibenaknya.
“Aduh.. kenapa den Zio menatap mamang kaya gini ? apa jangan-jangan surat tadi kabar buruk,waduh..kumaha iye’ mamang-mamang kenapa mesti bilang surat penting lagi “ batin mang Dadang menyalahi dirinya sendiri  sambil mengetuk-ngetuk keningnya pelan.
“ Mang.. “ suara Zio yang terkesan turun beberapa oktaf menambah gugup mang Dadang.Suara Berat dan Tegas tanpa ekspresi.
“I-i-iya den “jelas dapat dibaca keadaan gugup mang Dadang dari sahutannya yang begitu gugup.
Seketika Raut wajah menyeramkan yang ditampilkan Zio berubah.Kedua sudut bibir Zio terangkat.Senyum  mengembang  menghiasi wajahnya.Perasaan  lega mang Dadang pun muncul.Bagaikan Sihir Patronum ala Harry Potter yang berhasil membunuh semua dementor ketakutan mang Dadang.
“ Mamang….. FebriZio haikal dapat beasiswa Harvard !! “ kini suara Zio bukan turun beberapa oktaf lagi,melainkan naik drastis menghasilkan pekikan kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah nya.Spontan Zio mendekap tubuh mang Dadang erat dan membawanya loncat-loncat kegirangan.Alhasil,walaupun belum mengerti dengan  maksud tuannya,mang Dadang ikut larut dalam kebahagiaan Zio.setelah melepaskan dekapannya Zio mengambil alih posisinya,bak para pemain bola kini Ia bersiap  mengadakan selebrasi  ala gangnam-style yang sedang ngehits nya,diikuti tingkah mang Dadang memainkan sapu tangan yang biasanya nangkring dipundak kini diputar-putarkan keudara.
“Den.. den lagi seneng banget nih,oh ya.. FebriZio itu namanya den Febri ya ? kakaknya den? “ tanya mang Dadang yang memang tidak hapal betul nama lengkap majikannya. Malahan Ia menyangka pemilik nama FebriZio itu adalah kakaknya Zio yang sedang menetap di Ausie.Zio pun menghentikan aktifitasnya.Kini Ia terfokus dengan pertanyaan mang Dadang.
“ Yaampun,… mang ,jadi selama ini mamang ga tau FebriZio itu siapa ? jadi kenapa mamang ikut loncat-loncat tadi ? “ keluh Zio dengan pertanyaan beruntun.
Belum sempat mang Dadang membalas peratanyaan Zio ,terdengar suara klakson mobil dari arah  luar.Siapakah ? siapa lagi kalo bukan sang pemilik rumah megah ini Tn.Firdaus dan Ny.Aliya Firdaus.Secepat kilat Zio berlalu meninggalkan mang Dadang dengan tanda Tanya yang masih stand by dalam fikirannya.
“ Mama…………… papa “ teriak Zio manja.Haikal FebriZio Firdaus memang anak manja ,mungkin pengaruh statusnya sebagai putra bungsu.Segala kebutuhannya selalu tersedia,apa yang diinginkannya dapat terpenuhi bahkan kasih sayang tak hentinya mengalir disetiap hembusan nafasnya.Tapi jangan salah meskipun begitu ,itu semua tak membuat Zio tumbuh jadi seorang pemuda yang pemalas.Itu semua berbanding lurus dengan prestasinya di sekolah baik akademik maupun non akademik.Begitu banyak Penghargaan,piagam maupun piala bertuliskan Haikal FebriZio. Sikapnya pun jauh dari kata buruk,banyak orang-orang senang berada didekatnya.Berbanding terbalik dengan sang kakak ElFebri Firdaus yang kini menetap di Ausie,prestasinya memang tak segunung tapi Ia jauh lebih mandiri di banding sang adik terbukti dengan keberadaannya di Ausie kini adalah hasil jerih payahnya menekuni bidang teknologi sehingga Ia diundang untuk bekerja disalah satu perusahaan swasta ternama di Australia
Orang tua mana yang tak bahagia mendapati anaknya dengan pancaran kebahagiaan,cita-cita sang anak yang digantung tinggi setinggi bintang dilangit kini mulai tergapai.cahaya terang mengkilau bersinar jelas dimatanya.Akhirnya ,perjuangan sang anak menuju kesuksesan mendapati jalan lurus yang siap mengantarkannya kegerbang masa depan cerah.
“ Wah..Zio mama ga ada temennya lagi dong ,bakal sepi deh “ sedih memang membayangkan anak  keduanya akan meninggalkannya untuk mengejar cita-cita layaknya jejak sang kakak.Ny.Aliya ,Ibu yang penuh perhatian ,jarang sekali terdengar nada tinggi yarng memilukan.Kehilangan anak pertama bertandang kenegri tetangga sudah membuatnya sedih ditambah lagi kini sang putra bungsu akan jauh kenegri seberang.Meski hanya sementara , perasaan dari seorang ibu kepada sang anak tak dapat dibohongi.Betapa sedihnya ,betapa rindunya apalagi membayangkan pahitnya negri orang.Hidup memang tak untuk dibayangkan,tapi dijalani.Kalaulah bisa kita memilih bayangan buruk dan baik pastilah kita akan memilih bayangan yang baik ,tapi fakta berkata lain.Mengalirlah permata-permata indah itu,membentuk pola berantakan dikedua pipi sang Ibu.
“Mama.. kok nangis ? jangan nangis dong,Zio kan masih bisa  telfonan sama mama,Zio janji deh gak bakalan ninggalin mama,Zio Cuma sebentar kok ma.. Zio jadi ikutan sedih ni “ ucap Zio menghibur sang Ibu smbil mengusap pipi sang Ibu ,menghapus linangan airmata yang tak diharapkan kedatangannya.Perasaan haru keluarga kecil ini membuat dua pasang mata yang sedari tadi menyaksikannya ikut meneteskan airmata,siapalagi kalau bukan mang Dadang dan bi Ijah.
“ Papa masih setia kok ma “ lanjut Zio sambil menyenggol papa yang duduk di sisi kanannya menggoda mama dan papa nya masih dalam suasana haru .
Dekapan Hangat meresapi relung jiwa ketiga Insan dengan penuh kasih sayang.Baik Zio sang Ibu maupun sang Ayah larut dalam dekapan penuh cinta.Mungkin banyak yang iri dengan keharmonisan yang tercipta dalam keluarga kecil ini.Namun begitulah hidup,Jika kita menginginkannya kita harus perbuat hal itu melalui cerminan tingkah laku kita.Kasih sayang akan selalu mengalir jika kita yang mengalirkannya.Layaknya Kebahagiaan Sejati adalah ketika dapat merasakan saling Kasih sayang dan senantiasa bersyukur kepadaNya .
Hari yang di laluinya penuh dengan penantian,segala sesuatu nya telah ia persiapkan .senyum  manis bak madu  selalu terurai  indahnya di parasnya.ia begitu bersemangat menjalani hari-hari.
Jum’at 7 januari 2010,ini adalah hari terakhir pengisian biodata,serta penadatanganan surat-surat penting terkait dengan kesediannya mengambil beasiswa yang di berikan pemerintah kepada siswa yang berprestasi.
            “Zio sayang bangun nak, sholat subuh ..” suara lembut  sang Ibu mendayu dayu mencoba  menyadarkanya Zio dari tidur pulasnya.seakan tak peduli,Zio melanjutkan tidurnya yang memang terlihat pulas.
“Zio,bangunlah  nak…hari ini hari terakhir kamu mengisi biodata serta persyaratan kuliah mu nak ” tegas  mamanya meyakinkan Zio.Ia pun seketika terperanjat dari tidurnya,sejenak Ia memandang dalam wajah sang Ibu dan berkata ”oh..ia ma Zio lupa”.tanpa pikir panjang ia pun segara beranjak  dari tempat tidurnya sambil meraih selembar handuk, bergegas menuju kamar mandi.tak lupa ia sempatkan waktunya sejenak  untuk mengadu kepada sang khaliq.Karna,pada akhirnya setiap Insan akan kembali kepada yang berhak,lalu apa yang kita persembahkan ? tentu saja ibadah dan segala amalan yang kita perbuat selama hidup didunia.keluarga Zio yang bisa di bilang modern ,tidak menjadi tembok untuknya melupakan sang pencipta,sang ayah selalu nenanamkan kebiasaan disiplin dalam beribadah,sebab kakek dari Zio sendiri adalah seorang alim ulama yang cukup tersohor di bandung.
“Sudah siap nak shalatnya” suara sang ibu dengan senyum mengembang  mencoba mengagetkan Zio.
“Eh mama.. udah ni ma” Ia duduk di atas kasur sambil melipat sajadah, di susul dengan sang ibu yang berada tepat di sampingnya.ada yang sedikit aneh dari ibu Aliya firdaus kali ini,ia pandang dengan seksama wajah sang anak  yang kemudian di ikuti dengan butiran air mata yang mencoba membasahi pipinya.
“Mama kenapa menangis,tenang aja ma.Zio kan perginya sebentar aja ,mana tega Zio untuk ninggalin mama selamanya ” menggenggam tangan sang ibu  sembari mampersembahkan sebuah senyuman. 
“Nak,jikalau kelak mama tak dapat melihat engkau bahagia,tak dapat mendekapmu ,tak dapat menjagamu lagi…percayalah,separuh jiwa mama adalah jiwamu, nafas mama adalah nafas mu dan separuh cinta mama adalah cintamu.jika allah mentakdirkan mama tidak bisa selamanya menjagamu maka mama titipkan kamu kepada yang lebih berhak atas kamu.dia akan lebih bisa menjagamu , mengawasimu,membimbingmu , dan mendidikmu untuk menjadi insan yang kuat dan tegar karena dia dzat yang maha sempurna” dengan raut waiah yang serius,mencoba meyakinkan Zio.
“Mama ni ngomong apa sih? mama terlalu berlebihan.mama percaya deh sama Zio,Zio gak akan ngelupain mama,terus sibuk sama kuliah.itu gak mungkin ma, karena Zio butuh doa dan restu dari mama untuk melangkah mengarungi samudara kehidupan ini.Zio akan jadi orang yng sukses ma,itu demi mama dan papa.jadi mama gak perlu khawatir kehilangan Zio.” kemudian ia rangkul sang ibu sambil mengusap-ngusap pundak sang ibu mencoba untuk menenangkannya.
“Oh ya Zio,pagi ini mama dan papa akan pergi menyambangi kediaman kekek di bandung “
“Lho..kok mendadak sih ma?” ucap Zio mengkerutkan keningnya.
“Ia nak,mama juga kurang tahu soalnya papa yang dapat tefon dari kakek tadi malam,beliau bilang ada Sesuatu yang penting yang harus di bicarakan ”
“Yah…Zio gak bisa ikut nganter mama ke bandara nih,soalnya Zio takut telat ,Zio kan harus ngurus data untuk kuliah “
“Ia gak papa sayang ” lalu keduanyapun  keluar dari kamar ,kemudian menuruni anak tangga menuju ruang makan.
“Selamat pagi pa..” sapa  Zio kepada sang Ayah yang sedari tadi sibuk membolak -balik Koran’dan sesekali meneggak kopi di depannya.
“Ia pagi ” jawab sang ayah agak sedikit cuek.
“ Zio…papa sama mama akan pergi ke bandung,mungkin kami akan pergi lama meninggalkan mu nak.jadi, jaga dirimu baik-baik selama  papa dan mama pergi ” kali ini sang Ayah bicara dengan nada yang lumayan serius.Dengan sigap Zio membalasnya dengan sebuah anggukan mantap.
             Setelah menyelesaikan sarapannya,Zio pun bergegas pergi,melangkah dengan menggenggam keyakinan  kuat serta tekat yang bulat untuk menjadi seorang arsitek  professional seperti yang ia harapkan. Namun,ada sedikit yang mengganjal di hatinya.perkataan sang ibu tak seperti biasanya,seakan Zio hendak pergi meninggalkan sang ibu untuk selamanya.”aah…pasti ini hanya perasaanku saja ” gusahnya dalam hati.Sesampainya  di kampus ia segera menuju ruang administrasi untuk mengurus semua persyaratan-persyaratan beasiswanya.
”Pagi mbak…” sapanya kepada salah seorang pegawai administrasi.
”Iya,ada yang bisa saya bantu?” tanya sang pegawai  tersebut.
“Saya mau mengurus semua persyaratan mengenai beasiswa untuk melanjutkan ke hardvard university mbak ” jawab Zio kepada  sang pegawai aministrasi tersebut.
“ Oh..jadi kamu,baiklah silahkan isi semua bodata dan surat perjanjian ini ” Ucap pegawai itu dengan lembut sambil menyodorkan beberapa tumpukan kertas kepada Zio.Tanpa pikir panjang Ia pun segera mengambil beberapa kertas yang di sodorkan pegawai administrasi kepadanya.Dengan cermat Ia membaca isi surat perjanjian itu dan pada lembar terakhir di dapatinya secarik kertas dengan judul besar serta warna tinta yang pekat BIODATA, senyum manis mengambang tipis di wajahnya.
” Mbak bisa pinjam penanya ” pinta Zio.
” Boleh .. ” jawab petugas tersebut, sambil menyodorkan pena kepada Zio.Dengan langkah hati-hati Ia mencoba mengisi biodata tersebut.Mulai dari Nama dan segala poin-poin yang harus diisi.” Seperti semua telah terisi dengan baik dan benar,bismillah.. “  batin Zio mendapati biodata yang telah diisinya dengan lengkap.
” Ini mbak  sudah saya isi semua ” mengembalikan tumpukan kertas yang di berikan pegawai administrasi kepadanya.
“Sudah di isi semua persyaratanya? ” tanya pegawai  yang berparas cantik itu kepada Zio ,memastikan berkas tersebut telah lengkap.
“Sudah mbak ” jawab Zio kembali setelah memastikan semua persyaratan dan keperluan telah di penuhinya, Ia pun bergegas pergi meninggalkan ruang administrasi tersebut.Baru beberapa langkah ia melewati pintu keluar ,terdengar suara teriakan wanita  memanggil-manggil seseorang yang kurang jelas siapa  orang yang di tujunya ”Hey…hey kamu,jangan pergi dulu”.Sontak Zio pun terkaget mendengar suara itu dan kemudian berbalik arah,memastikan untuk siapa suara itu di tujukan.Terlihat  seorang wanita pegawai tadi melambaikan tangannya  kemudian menunjuk-nunjuk ke arahnya,sambil memberikan isyarat agar Zio kembali.Zio pun pergi mendekatinya.
”Ada apa mbak ” tanya Zio sedikit heran karena perasaan segala persyaratan tadi telah dipenuhi dan tidak ada salah ataupun kekurangan.
“ Kamu melupakan sesuatu yang penting ”
“ Penting ? oh,ya ? memang saya melupakan apa? ”
“ Kamu belum menandatangani pernyataan kesediaan kamu mengambil beasiswa itu ”jawab  pegwai  itu kembali.
“ Ya ampun..hampir aja ” sambil menghela nafas sedikit lega,di ambilnya surat itu dari tangan pegawai TU.
”Tlilililit…..” terdengar suara telepon genggam Zio berdering kencang.Ia mencoba mengabaikan deringan yang sungguh mengusiknya itu,namun tetap saja suara itu membuyarkan konsentrasinya. Dengan sedikit kesal Ia mengangkat telfon itu.
” Halo..ini siapa ? ” tanyanya dengan rasa kesal bercampur penasaran.
” Apakah ini dengan saudara haikal febriZio firdaus ” tanya sang penelepon tersebut yang entah siapa.
” Ia anda benar,sebenarnya anda siapa ? dan ada keperluan apa ? ” jawabnya dengan tegas.
”Kami dari pihak kepolisian ingin memberitahukan kepada anda bahwa bapak firdaus dan nyonya aliya firdaus mengalami kecelakaan. Keduanya tewas di tempat dan kini jasadnya kami bawa ke RSUD cipto mangunkusumo ”.
            Seakan  halilintar yang datang menyambar begitu cepat,apakah ini  mimpi ? atau ini hanya halusinasi belaka ? ah.. tidak ini nyata.Tentu saja,kabar itu membuat Zio tak percaya dengan semua yang baru saja ia dengar,air matanya menetes membasahi pipi.
Brakkkk..
Hancur,telepon genggam yang tadinya digenggam erat ,jatuh dan hancur.Menampakkan ketidak berdayaannya menerima semua ini.
” Ada apa mas ”  tanya sang pegawai administrasi itu  memastikan keadaan Zio yang membuatnya terkejut.Nihil.Tak sepatah katapun terucap di bibir Zio,Ia hanya terdiam dengan genangan air mata di wajahnya.Badannya melemas seakan tak bertulang lagi Ia berharap kalau ia salah mendengarkan pernyataan lelaki di telfon tadi.Namun,sungguh begitu menyakitkan semua itu benar adanya,dunia seakan runtuh menimpahinya,tak kuasa ia menahan kesedihan itu kemudian ia berteriak “Papa…mama…” Ia berlari keluar ruangan  tanpa memeperdulikan pegawai  yang senantiasa memanggilnya.Ia pergi keluar kampus mencari ojek untuk mengantarnya menuju rumah sakit,namun tak satu pun tukang ojek yang tampak olehnya.Ia pun semakin kalut,terlihat olehnya seorang wanita yang menyetop taksi di pinggir jalan.Tanpa pikir panjang Ia pun berlari kearah taksi yang sama dengan wanita itu.Zio menarik tangan wanita itu yang setengah badannya hampir memasuki taksi tersebut.
”Hei apa-apaan ini ” teriak wanita itu dengan nada kesal.
”kamu cari taksi lain saja ” jawab Zio seakan tak melakukan  kesalahan sedikitpun.Sungguh ini bukanlah sikap asli Zio.
“ Pak,antar saya ke RSUD Cipto mangunkusumo cepat ”perintah Zio kepada tukang taksi itu, berlalu tak menghiraukan wanita tadi yang masih asyik berkoar-koar dengan setumpuk kekesalannya.
            Sesampainya di rumah sakit, di dapatinya sebuah ruangan yang ramai dengan tangisan.Dari kejauhan Ia mengenali sosok wajah lelaki cukup tua, sedang  menangis tersedu-sedu di sebuah bangku panjang di depan ruangan itu Ia pun berjalan tertatih-tatih mendekati lelaki tua itu dan berkata ”Kakek..” dengan suara paraunya .keduanya saling berpelukan sambil berurai air mata.
 ” Kuatkan dirimu nak,semua insan yang bernyawa pasti akan kembali kepada yang kuasa” sang kakek mencoba menguatkan  cucunya yang sedang di rundung duka.
 ” Tidak…tidak kek,mama dan papa harus tetap hidup karena aku butuh mereka,aku butuh mereka untuk menemaniku  mengarungi kehidupan ini,dan ini… ini semua karena kakek,kakekkan yang meminta mama papa ke Bandung ? ” Zio berteriak sambil menangis tersedu-sedu dan melepas pelukan sang kakek kasar.Betapa tidak, Ia adalah anak yang sangat menyayangi kedua orang tuanya,Ia hidup dengan kasih sayang yang melimpah dari kedua orang tuanya.Kepergian  sang ayah dan ibu merupakan sebuah pukulan kuat bagi dirinya.Seperti kehilangan akal sehatnya, Zio malah menumpahkan kesalahan pada sang kakek,bukankah hidup mati adalah takdir ? itu semua telah diatur oleh Nya.
            Air matanya sudah tak terbendung lagi, tangisannya membasahi secarik kain putih  yang sedari tadi menutupi jasad dua insan yang sangat berarti dalam hidupnya itu. Jasad yang hampir tak dapat di kenali lagi, membuat hatinya bertambah pilu.tak henti-hentinya ia menangis sembari menciumi jasad sang bunda. Tak peduli dengan larangan  sang kakek dan keluarga serta perawat  yang memintanya untuk tidak meluapkan kesedihan dan emosi kepada kedua jasad  di hapannya.
“Sudahlah Zio,jangan kau memberatkan kepergian kedua orang tua mu.biarkan mereka  pergi tenang,tak ada yang bisa kita perbuat lagi nak. Semua sudah menjadi ketentuan sang maha kuasa,ingat nak setiap mahluk yang bernyawa pasti akan mati”tegas sang tante sambil mencoba menenangkan Zio.
            Sore itu,langit ikut berkabung. Senyum indah sang mentari yang biasanya menghiasi langit, hilang bak di telan bumi.  Segumpal awan hitam pekat mulai menampakkan ke  beraniannya,dengan gagah berani Ia berunjuk nyali memandu barisan dan mengisi setiap sudut ruang di angkasa.berlahan namun pasti  ribuan tetes air langit jatuh membasahi bumi.isak tangis menghantar kepergian kedua orang tua Zio ke peristirahatan terakhir.ia duduk tersimpuh di antara pusaran kedua orang tuanya,dengan raut wajah penuh kesedihan menatap kedua mahesan yang ada di hapannya.seakan tak percaya dengan apa yang ada di hadapanya, ia memanggil mang Dadang yang berada tepat di sampingnya”Mang tampar saya”pinta Zio kepada mang Dadang dengan suara kaku.
            Kemudian dengan  polosnya mang Dadang menjawab“kenapa atuh saya harus menampar den Zio?”
“Cepaat tampar sayaa…!” sontak semua para peziarah yang mulai berhamburan pulang terkaget  mendengar bentakan Zio kepada mang Dadang.
“B..baaiikk den “jawab mang Dadang dengan sedikit gagap.
Plaakkkk !!! suara tamparan itu terdengar keras.Zio berharap bahwa apa yang sedang ia alami adalah sebuah mimpi buruk semata. Alhasil tamparan itu justru memebuat ia semakin tak percaya karena semua itu adalah sebuah kenyataan pahit yang harus ia hadapi.
“Tampar saya lagi mang,TAMPAR !! ” pinta Zio berulang kali dengan raut wajah yang begitu sendu.
Plakkk !! kali ini  suara tamparan terdengar lebih keras dari sebelumnya. Melihat tingkah Zio yang mulai berlebihan membuat sang kakek naik darah.
“Hentikan mang….!”teriak sang kakek dengan suara lantang.Sejenak sang kakek menatap wajah Zio dalam ,dan kemudian berkata ”Aapa kamu fikir hanya kamu merasa kehilangan? Tamparan mu itu tak akan membuat ayah dan ibumu hidup kembali”dengan suara tinggi nya sang kakek membuat  Zio hanya mampu terdiam dan tertunduk.
            Garis wajah sang kakek yang semula menegang,perlahan mulai berubah menjadi sedikit melemas dan mulai meneteskan air mata“Mana dirimu yang dulu nak?  yang kuat tak terkalahkan,yang selalu berusaha menjadi yang terbaik di setiap kesempatan.kau yang dulu selalu kakek bangga-banggakan,jangan biarkan syaitan menghancurkan mu nak.innlallaha ma’assabirin’sesungguhnya allah itu bersama orang –orang yang sabar, ingat itu”pesan kakek dengan ritihannya yang begitu pilu.
“Kakek tidak akan pernah mengerti keadaan ku karena kakek bukan aku”jawab Zio lugas, dengan  penekanan dikata”AKU”  kemudian pergi meninggalkan sang kakek begitu saja.
            Zio seakan kehilangan semangat hidupnya ,ia hanya bisa termenung dan menangis karena ini sungguh sebuah pukulan pahit dalam hidupnya.Kini  Zio hanya tinggal berdua dengan sang kakak yang memutuskan kembali ke tanah air pasca kematian  ayah dan ibunya.Sebenarnya sang kakek sudah berulangkali menawarkan mereka untuk tinggal bersama di Bandung.Namun Zio dan kakaknya berisikeras untuk tetap tinggal di rumah merekan dengan dalih banyak kenangan yang tak bisa ia lupakan ditambah lagi argumen  Zio yang menumpahkan kesalahan pada kakeknya.Mungkin Ia butuh waktu untuk menerima semuanya.Hari-hari Ia lalui dengan penuh kesedihan Ia lebih sering murung dan berdiam diri di kamarnya.Begitu juga halnya dengan sang kakak, ia seperti orang sters .Waktu-waktu yang berlalu hanya dihabiskan dengan melihat album kenangan keluarga mereka .Kerap kali Zio menangis di tengah malam,dan ketika di tanya oleh mang Dadang Ia justru marah dan meminta mang Dadang untuk pergi meniggalkan rumahnya.Pagi itu tepat seminggu pasca kepergian kedua orang tua Zio keadaan rumah begitu sepi ,bi Ijah dan mang Dadang izin cuti untuk melihat saudaranya di kampung yang sudah lama tak mereka kunjungi.
“ permisi…spada?” tak seorang pun menyahut.kemudian tukang surat itu meletakan seonggok surat tepat di depan pintu,lalu pergi meniggalkan rumah itu.
            Sore itu febri kakak dari Zio bermaksud untuk pergi keluar rumah,mencari bahan makanan untuk persediaan pangan mereka.Ketika membuka pintu di di dapatinya seonggok surat tepat di depan pintu yang Ia buka itu.Kemudian Ia meraih seonggok surat itu tertera KEPADA YTH BAPAK EIFEBRI FIRDAUS,untuknya. Ketika  melihat  tulisan itu dengan sigap Ia membuka surat itu dan mem bacanya,Ia pun tercengang ketika didapatinya selarik tulisan yang menyatakan bahwa dirinya di berhentikan dari pekerjaannya  dengan alasan yang tidak jelas.” Surat apa itu kak “Tanya Zio mengagetkan kakaknya yang sedari tadi terdiam.
            Dari tangan kakaknya ia melihat sebuah surat yang memiliki logo tak asing lagi di matanya.Kemudian  Ia meraih dan  membacanya,betapa terkejutnya Ia ketika membaca surat itu.ia harus merelakan posisinya di gantikan oleh orang lain karna persyaratan yang ia ajukan kurang.surat pernyataan kesediaan mengambil beasiswa belum ia tanda tangani,ternyata itulah penyebab mengapa posisinya harus di gantikan.kenyataan pahit itu harus ia terima lagi,kini allah betul-betul menguji kesabarannya.
“Kak..kakak mau kemana sih ?” Tanya Zio penasaran melihat kakaknya berjalan seperti orang hilang akal sehatnya.Zio mencoba menahan langkah sang kakak dengan menarik tangannya .namun ,respon negatiflah yang di dapat Zio.ia terhempas jatuh ke tanah karena dorongan dari sang kakak.”kak febri…”suara pekikan Zio terdengar keras. sang kakak tak sedikit pun peduli dengan keadaan adiknya,Ia terus berjalan mengikuti sejauh mana kaki melangkah. Sang kakak yang semula mencoba bangkit dan melupakan semua kesedihan kembali harus di hadapkan dengan kenyataan pahit yang membuatnya betul-betul hilang semangat hidup dan  memutuskan untuk pergi.
            Tak pernah sedikit pun terlintas  dalam benaknya, bahwa hidupnya menjadi tragis seperti ini.Ini bagaikan mimpi buruk yang terus mengunyi untuk tertidur menghadapi mimpi itu. Tak cukup sang maha kuasa memberikan cobaan dalam  hidupnya dengan memanggil kedua orang tuanya.Impian bersekolah ke luar negri pun harus terhenti,dan yang lebih menyakitkan lagi sang kakak yang seharusnya menjadi panutan dan sandarannya memutuskan untuk pergi.
            Sejak hari itu hidup Zio mulai berubah drastis,ia mulai sering keluar mencari kesenangan yang diharapkan mampu  membantunya untuk melupakan semua kesedihanya.ia mulai sering tidak pulang ke rumah, hal ini membuat mang Dadang  bertambah kekhawatirannya.
Fajar di pagi hari yang selalu dinanti kehadirannya oleh setiap insan seakan tahu apa yang  terjadi pada Zio,mencoba memotivasinya untuk segera bangkit dengan memamerkan sejuta senyuman yang tak dimiliki oleh siapapun .
”Den Zio.. bangun sudah pagi” mang Dadang mencoba membangunkan Zio dengan membuka jendela kamar membantu sang mentari menyusup kamarnya.
”Siapa yang menyuruh kamu membuka jendela kamar saya”Zio bangkit lalu bicara dengan ketus.
“Maaf  atuh den ,mamang hanya ingin membangunkan den  Zio saja.Gak bagus den kalau aden terus-terusan murung seperti ini,itu teh namanya aden tidak ikhlas menerima takdir tuhan”
“Tau apa kamu tentang takdir hidup,tuhan sudah menghukum ku.ia renggut semua yang berarti di hidupku.mama,papa,masa depanku dan kak febri juga tega pergi meniggalkan ku padahal hanya dia satu-satunya yang ku miliki saat ini.aku tahu tuhan membenci ku”
“Istighfar den…eling den,allah sangat menyayangi den Zio. Ia ingin aden teh, menjadi orang yang kuat dan tegar. Itu sebabnya ia menguji den Zio”jawab mang Dadang dengan raut wajah penuh kesedihan, mendapati Zio yang mulai berputus asa.
“Mamang gak usah sok ngajarin saya deh, saya lebih tahu mana yang terbaik untuk hidup saya” jawab Zio yang kemudian pergi meninggalkan mang Dadang tanpa perduli.
            Dengan perasaan sedikit jengkel mang Dadang membereskan tempat tidur Zio yang sangat berantakan.ketika hendak merapikan meja belajar Zio, mang Dadang mengambil secarik kertas yang sedari tadi mengundang perhatiannya.
                                                           


Suara hati
Berawal dari sebuah kegagalan yang kemudian memercikan sebuah kekecewaan,
 Kehancuran  hidup,membuat semuanya membelok  kekiri….
Hidup berselimutkan  kesedihan,berawankan kegelapan….
Cahaya sirna, mendung menutupi,,meneteskan ribuan air mata yang tak ternilai harganya ….
Hingga memadamkan  kobaran api yang bergejolak….
            Terjangan ombak silih berganti ……
            menghancurkan pondasi kuat yang terbuat dari cinta…
            cahaya sudah tak tampak….
            Membuat hati menjadi buta…
Apakah ini teguran?
Cobaan?
Atau tinta hitam yang menghiasi selembar tisu putih,
 untuk di terbangkan ke langit menghadap sang ilahi….
DIMANA TITIK TERNG ITU ?? TUNJUKAN YA RABBI….
            Mang Dadang menangis  terhar u menyimak kata-kata yang sungguh mengiris kalbu ,secarik kertas itu masih tetap berada di tangannya. Ia paham betul  isi hati Zio yang sangat terluka,namu apalah daya mang Dadang hanya bisa berdoa agar Zio di beri petunjuk oleh sang Khaliq.
 Seperti biasanya, siang itu Zio pergi berkelana mencari kesenangan.ketika melewati sebuah mesjid, ia mendengar suara panggilan yang tak asing lagi baginya,yaa…suara itu tak lain adalah seruan allah kepada umatnya untuk menjalankan kewajiban selaku  umat muslim.Suara itu begitu mendayu-dayu di hatinya, sudah lam ia tak memperdulikan seruan itu semenjak jalan hidupnya berubah kekiri.seakan terhipnotis dengan indahnya suara adzan tanpa ia sadari motor yang di kendarainya nyaris menabrak seorang nenek tua yang sedang menyebrangi jalan menuju masjid.Spontan!untuk  menghindari kecelakaan itu ia membanting stir ke kanan, dan dari arah yang berlawanan melaju kencang sebuah truk container tanpa kendali penuh oleh sang supir yang memang sedikit mengantuk. Dan kemudian ..
praaang…..breeek…!!!!  motor yang di kendarainya masuk tepat di kolong truk container tersebut .
”Allah ya rabbi” teriak ibu-ibu yang menyaksikan kecelakaan tersebut.semua orang yang menyaksikan berlari menghampiri truk container yang supirnya masih berada di dalam truk tersebut.Sontak ! Berpuluh pasang mata menjadikannya pusat perhatian.Derap langkah masyarakat yang hendak menunaikan ibadah pun terhenti sejenak,menyatu,berhamburan menuju truk container tersebut.
“Zio…sayang, kalo kamu  mau pake motor  pake helm nya  nak,mama kan udah beli spesial buat kamu “ terngiang pesan sang mama dikala masih bersamanya.Darah segar mengalir deras disiku kirinya.Ia nyaris kehilangan kesadarannya.Dengan tenaga seadanya ,Ia mencoba bangkit denagn tubuh yang sempoyongan.
“SubhanaAllah… kau  masih hidup nak ?”Spontan sang nenek yang nyaris menjadi korban dari kecelakaan  maut tersebut mendekap tubuh Zio dengan tangisan.
“AllahuAkbar ,bersyukurlah  kau nak Allah menyayangimu..engkau telah diberikan 2 nyawa oleh Nya “ Zio tidak merespon perkataan sang nenek,tapi Ia terpaku dengan perkataan nenek.”Benarkah Allah  menyayangi ku ??”  batinnya.
Ini sungguh mukjizat dari yang  maha kuasa,hampir setiap orang  yang menyaksikan kecelakaan itu  tak mempercayai bahwa Zio selamat,mereka berfikir pasti Zio sudah tewas mengenaskan.Sungguh Allah Maha Besar atas segala karunia dan rahmatnya.
Dengan tertatih Zio berjalan menuju ke aula mesjid.Sungguh Ia tak menyangka akan apa yang terjadi padanya beberapa menit yang lalu.perkataan sang nenek seakan angin yang terus berhembus ditelinganya.Dilihatnya kearah kubah mesjid,suara iqammah berkumandang mengajak setiap insan untuk bersiap merapikan barisan mengahadap sang Ilahi.
`           ”Alhamdulillah..” ucapan syukur pun mengalir begitu saja dari bibirnya.Dari kejauhan dilihatnya sesosok wanita masih  dengan mukenanya anggun  berjalan 1 mendekatinya.Siapakah gerangan ?
“Astagfirullah,.tanganmu menegeluarkan banyak darah.. izinkan aku untuk mengobatinya“
Air muka wanita itu sungguh tulus.Paras dan elok wajah nya mampu menyejukkan siapapun yang melihatnya.Seperti alunan melodi yang indah Zio pun mengikuti langkah wanita tersebut.Dengan telaetn Ia membersihkan mengobati luka Zio.Tatapan tajam Zio mencoba menerawang wajah tersebut.Perasaanya mengatakan,wajah itu sudah taka sing lagi baginya.Entah ini dejavu ,intuisi atau bukan Ia percaya kalau wajah  itu ,wajah yang pernah bertatapan dengannya.
“Shhh..arrgghh,aduh..” lamunannya menerawang siapa gadis itu sebenarnya terpecah kan oleh rasa perih yang baru saja Ia rasakan,reflex ia mearik tangannya yang sedang diobati.
“Mmm…oh,maaf ..tapi lukamu harus dibersihkan “ wanita itu berbicara lembut menatap mata Zio secara intens.Tatap  menatap  antara keduanya pun terjadi.Tatapan damai yang penuh kenyamanan.Kedua memori mereka berkejaran mencari tahu siapa pemilik sepasang bola mata itu,sepasang bola mata yang pernah bertemu sebelumnya.Keduanya merasakan hal  yang sama.
“Kamu… “ lirih keduanya secara bersamaan
Zefiana Uzlifa,wanita itu adalah mahasisiwi kedokteran yang sedang menunggu wisudanya.Waktu itu,Zio dan wanita yang akrab disapa Zee ini memang pernah bertemu meski dalam keadaan tak diharapkan dikampus Zio sebelumnya.Keduanya secara tidak sengaja terlibat cekcok kecil saat menyetop sebuah taxi.Kejadian saat Zio menerima kabar duka kedua orang tuanya.Zio yang saat itu kalut mnyergah sebuah taxi yang sebenarnya telah hak Zee sebelumnya.Zee lah yang  lebih dulu menyetop Taxi tersebut.
Seiring berjalan nya waktu,bak adam yang telah menemukan pasangan tulang rusuknya,Kini hari – hari Zio mulai mendapati cahanya kembali.Zio banyak cerita mngenai kisah hidup nya yang pahit sebaliknya Zee senatiasa setia memberikan dukungan dan nasehat kepada Zio.Zee memang orang baru dalam sejarah hidupnya,tapi Zee berbeda.Ia memang orang yang tepat untuk berbagi cerita baik itu suka maupun duka.
Semenjak itu jugalah keduanya sering  bersama menuju mesjid yang menjai awal lembaran baru  penuh warna bagi Zio.Sekarang Zio sadar,bahwa Allah selalu menyayanginya.Sikapnya yang selalu tempramen kepada setiap orang mulai berkurang baik mang Dadang maupun bi Ijah.Mereka merasa senang akan kehadiran Zee dalam kehidupan Zio.
Butir-butir Cinta antara keduanya kini mulai tumbuh bagaikan pelangi di sore hari.Cinta yang begitu indah bagaikan air yang mengalir tanpa bendungan.Cinta yang suci karunia dari maha kuasa.Semburat wajah cinta itu tak bisa dibohongi,namun mereka seakan memohongi perasaa n mereka saling menyembunyikannya dalam-dalam.
Tatkalasetelah  keduanya menunaikan sholat Dhuha di mesjid ..
“ Ya Allah jikalau memang dia yang terbaik untuk hidup ku ,berikan lah jalan keapada kami untuk bersatu dalam alur  takdirmu “ pinta Zio dalam hati.
” Ya muhaimin,jika kelak engkau berikan aku kesempatan untuk bersatu dengan pasangan  tulang rusukku,izinkan aku menata jiwa agar ku mampu menjadi yang terbaik untuknya. Aku memang tidak pernah tau siapa yang menjadi imamku kelak. Tapi ya allah jikalau aku boleh meminta ku ingin dialah yang menjadi imam ku nantinya”tak terasa bulir-bulir air jatuh menghiasi wajah babyface Zee. 
Senandung do’a dilantunkan  keduanya.Seperti adanya kontak batin yang kuat,secara tidak sadar mereka telah menanamkan harapan searah,harapan menuju Cinta yang Agung karena Allah Ta’ala.
Jantung Zio berdegup begitu kencang,ini adalah kali pertamanya Ia ingin mengatakan Cinta.Perasaan yang selama ini terus mebayang-bayangi nya.Dikumpulkannya keberanian itu dengan penuh keyakinan.Wajah itu akhirnya muncul,sosok wanita yang telah merubahnya,sosok wanita yang kini mengisi relung jiwanya.Semakin mendekatinya,semakin Zio tak bisa menahannya lagi.Bismillah..
“Zee.. aku mau ngomong “ suara Zio kali ini nyaris tak terdengar.
“ Nahloh,bukannya kamu lagi ngomong ya Zio ..dasar aneh “ timpal Zee menggoda Zio.
“ Aku serius “ Zee pun bingung dan sedikit gugup dibuatnya .Zee mencoba untuk tetap tenang menghadapinya,senyuman tipis terukir dibibirnya.
“ I-i-Izinkan aku mengkhitbahmu karna Allah,Zefiana Uzlifa “
Detik detik yang sangat menegangkan,sesekali Zio menggigit bibir bawahnya.Ia sangat menantikan kabar yang entah itu baik atau buruk.Tapi,Ia percaya Allah akan memberikannya yang terbaik.Dengan nafas yang panjang kata ‘bismilah’ terucap tipis dibibirnya,diikuti dengan anggukan dan senyumnya yang mengembang.
Dengan langkah yang mantap Zio membawa Zee ke Bandung,setelah sebelumnya mendapatkan izin dari orang tua Zee.Sesampainya dihadapan pintu berpahatkan kayu jati itu,Zio dengan percaya diri mengetuknya.Menunggu dengan tidak sabar seseorang hadir dihadapannya.Alangkah terkejutnya,ternyata yang membukakan pintu adalah orang yang dengan tega meninggalkannya di Jakarta sendiri,Febri kakaknya.Tapi,tak sedikitpun rasa benci terbesit dihatinya.Ia langsung memeluk sang kakak penuh haru,dalam dekapan yang sangat Ia rindukan.Saat itu juga,sosok yang Ia tunngu muncul,sang kakek.
“Kakek… “ lirihnya menghambur dalam pelukan kakek.
            “Maafkan  Zio kek,maafin sikap Zio yang kekanak-kanakan,kakek maukan maafin Zio ?” tambahnya.
“Tentu ,kakek sangat menyayangimu  ,jauh sebelumnya kakek telah memaafkanmu “ Zio terisak dalam dekapan kakeknya.Sang kakek pun  mengelus lembut kepala sang cucu.Lalu memberikan  surat yang menyatakan bahwa Ia diundang bekerja disalah satu perusahaan swasta karna potensi dalam dirinya sangat besar.Sungguh semua kebahagiaan yang tak terkira mengalir begitu saja.Ternyata kepergian sang kakak adalah sekaligus  ingin menjemput kabar baik ini,dan ternyata kakaknya selalu memberi dukungan kepadanya.Selanjutnya,giliran Zio memberikan kabar gembira akan kedatangannya kebandung tersebut adalah untuk memohon do’a restu bahwa Ia telah mengkhitbah wanita yang datang bersamanya,Zee.
****
            Febrizio Haikal,itulah aku..Zefiana Uzlifa,Ialah  bidadari yang kini berada disampingku,Senyumnya menyadarkan lamunanku itu.Ku menarik nafas panjang,semoga memori itu menuntunku  menjadi Insan yang senantias bersyukur.Kuserahkan jiwa dan ragaku kepadamu ..ya Aziz,Tiada daya dan kekuatan tanpa pertolonganmu ya Robbi.
“ Bissmillahhirrahmannirrahim…Saya terima Nikahnya Zefiana Uzlifa  binti Abu Bakar  dengan mas kawinnya Seperangkat alat sholat dibayar tunai “
“Sah “ Jawaban yang sangat kunanti  mulai menggema memenuhi gedung Masjid Al-ikhlas,saksi bisu dimana aku memenuhi Sunnah Rasul.
Aku terhanyut dalam lantunan do’a yang dipanjatkan penghulu.Bukan saja aku,semua undangan seakan terhipnotis Buliran airmata cinta yang sedari tadi mendesak keluar tak bisa kutahan lagi,berebut keluar bermuara membasahi kedua pipiku.Senyumnya … Ia adalah  sosok bidadari jelita yang dikirim kan tuhan untukku,tulang rusuk ku sang penyejuk kalbu,Ia yang dulu kudamba kini telah halal untukku.Kukecup keningnya lembut diikuti punggung tanganku yang lalu dikecupnya.Sungguh Allah Maha Menyayangi.


Gimana ??
Jujur endingnya dibuat dalam rangka kepepet,banyak scene yang dipotong..
finally
maaf membuat anda kecewa *peace*

salam NesNes Nee :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Latsarku ~ part 2

Yuk mari kita lanjut cerita sebelumnya~ Bahkan sampai berganti tahun dan berganti nama Badan yang akhirnya misah dari Kementerian Pertanian menjadi Badan Karantina Indonesia baru muncul moodnya buat publish ini. Draftnya sih udah membusuk dari agustus tahun lalu guyssss wkk 😂 *** Ciawi Masih dihari yang sama dari cerita sebelumnya, 7 Nov 2022. Setelah bertransaksi paket dengan Anggi, Anggi pun menanyakan apakah aku udah registrasi ulang latsar apa belum. Jadi tuh, kami mesti registrasi ulang dulu dengan membawa persyaratan yang diminta di tiap Mess masing-masing. Saat itu aku memang belum registrasi. Aku berencana ingin registrasi bareng Winda kan, jadi aku memilih tetep nunggu Winda yang masih otewe. Oiya, aku juga nitip beli obat ke Winda kan buat Zara, jadi ya biar nanti Winda ada barengan juga. aku bersama zara selfie :p Suasana disekitar Mess saat itu masih asing bagiku, ngga jauh dari kamarku sudah ada beberapa orang yang mengelompok saling bercanda gurau. Karena aku masih baru ...

My Graduation Day! part 1

Terjawab sudah pertanyaan kapan yang satu ini. Yap, “kapan wisuda?” Setelah beberapa kali melewati rabu, finally its my turn! I get my wednesday for my bachelor graduation J . fyi : graduation day in IPB is alway on wednesday.

Cerita Latsarku

Latsar alias pelatihan dasar adalah kegiatan pertama yang paling ku tunggu-tunggu setelah diterima menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), habis itu ya langaskara trus TC (untuk dua ini mungkin akan kuceritakan nanti setelah melewati kegiatannya dan semoga ingat buat share ceritanya juga). Sebenarnya sih, latsar ini tuh syarat untuk diangkat jadi PNS, jadi kami para CPNS harus lulus dulu nih dalam pelatihan ini. Pokoknya kegiatannya itu kaya akan ilmu buat 'ningkatin kompetensi kami para CPNS, latsar juga dikenal dengan sebutan prajabatan. Oiya, kali ini aku lebih ke bercerita pengalaman selama latsar ya, jadi ga akan cerita detail ilmu yang aku dapatin.