sebuah titik di diakhir kata, tentang rasa di lembayung jingga, engkau ada lalu sirna, melepas setia ku di penghujung cerita, tanpa sempat tercipta "kita". Hujan kembali bertamu. Gadis itu langsung menoleh kearah luar. Sepertinya Ia tak perlu mempersilakan nya masuk, karena Ia sendiri yang akan berlari memeluk setiap rintik yang sudah lama Ia rindukan. Ah.. itu hanyalah khalayan saja. Faktanya, sepersekian detik kemudian pandangannya berubah. Kepalanya sengaja Ia tundukkan. Gadis itu malah sibuk memainkan jari lentiknya sekedar mengetuk ngetuk kaca jendela yang mulai berembun. Ia termangu menatap air yang perlahan mengalir membasahi seluruh kaca. Memori masa putih abu itu terulang kembali, menari-nari menguasai fikirannya. Rintik hujan sore memang selalu berhasil membawa sendu. Baginya berjalan mundur ke masa lalu itu perlu, bukan untuk kembali. Katanya hanya sekedar melihat sebentar. Karena kenyataannya kenangan bukan untuk di lupakan. Ia menyebutnya senja. Seor
Life Journal and Travel Stories